Jangan Pernah Takut Untuk Berjuang.

  • Tersenyumlah bila itu membuatmu merasa tenang dan bisa melupakan masalah yang sedang dihadapi.

  • Diantara malam pastilah ada lampu yang menyala untuk menerangi malam dan janganlah kamu putus asa disaat kamu gagal meraih yang kamu impikan percayalah ada solusi terbaik dari semua itu.

  • Terbanglah setinggi langit untuk menggapai cita citamu dan loncatlah bila perlu agar engkau bisa melangkah kedepan lebih cepat tanpa berjalan bila itu memang diperlukan.

  • Terkadang antara sedih dan senyum itu tidak ada bedanya . banyak orang tersenyum tetapi kita tidak tau keadaan yang sebenernya karena senyum itu simple namun mengandung banyak arti yang bisa diartikan menurut setiap orang.

  • Ketika kita menyatu dengan alam percayalah kamu akan merasakan jiwa kamu yang sebenernya.kita di alam bukan menaklukan rintangan tapi kita mengukur kemampuan diri kita sampai manakah diri kita bisa terus berjuang.

Minggu, 27 November 2016

Sebuah Cerita di Bulan November

           Udah lama vakum ya dari dunia blogger hehe....
Ya semenjak terakhir post sebuah tulisan yang tidak berguna menurut banyak orang. Hari-hariku terlalu fokus melupakan orang yang pernah aku sayang, orang itu pernah memberi warna yang indah   pada hari-hari yang aku jalani. Sebelumnya terimakasih udah pernah menemani hari-hariku.
          Hallo Apakabarmu? aku harap kabarmu baik baik saja, Udah lupa ya dengan semuanya? Aku berpikir kamu sudah lupa dengan semuanya bahkan dengan cepatnya kau lupa dengan semua ini, Udah bahagia ya dengan kisah yang sekarang? Aku berpikir dan berharap kamu bahagia sekarang bersamanya.
          Aku masih disini dengan perasaan yang sama, aku belum melupakan semua kisah denganmu sedangkan kamu sudah terlebih dahulu lupa dengan semuanya. Aku bodoh? Memang aku bodoh bila aku tetap berharap kepadamu yang telah lupa dengan semuanya.Tapi tenang aku tidak akan mengganggumu dengannya lagi, kubiarkanmu pergi bersamanya dan akupun disini berusaha pergi dengan membawa semua luka yang kamu buat. Munafik bila saat ini aku bilang aku lupa semuanya aku membencimu karena luka yang kau buat dan terlalu munafik bila aku menyebut saat ini sudah tidak ada rasa lagi terhadapmu.
          Aku pernah membuat caption yang isinya " Aku harap bulan esok yaitu bulan November berubah menjadi Lovember agar aku tak larut dalam luka dan kesendirian". Caption itu memang sebuah harapanku agar aku bisa segera bangkit dari luka yang kamu buat terhadapku. Sebuah harapan dari hati agar aku bisa menemukan seseorang yang mencintaiku seperti aku mencintaimu.
          November awal aku merasakan sebuah rasa sakit yang luar biasa setelah aku tau kamu lebih memilih yang lain dari pada orang yang selalu berjuang untuk mendapatkan kesempatan kedua itu. Di pagi hari yang indah itu sebelumnya aku berharap hari-hariku indah seperti sang fajar terbit dari timur, namun hari itu tak seindah sang fajar yang keluar dengan sinarnya untuk memancarkan cahaya yang memberi semangat kepada orang-orang untuk menjalani hari harinya.
          Aku mencoba ikhlas dengan pupusnya harapanku bersamamu kembali. Mungkin ini cara Allah mempertemukanku dengannya. Iya seseoran yang baru ku kenal selama beberapa hari yang perlahan menutupi luka yang kamu buat. Orang yang baru aku kenal namun orang itu telah banyak memberi warna dalam hidupini. Seseorang yang terlebih dahulu mengenalku dari pada aku mengenalnya.
          Obrolan yang tidak berguna yang hanya membuang waktu. Ya dari obrolan itu aku mengenalmu lebih jauh bahkan jauh dari kamu mengenalku. Dari itu semua timbul rasa sayang terhadapmu, namun jujur hati ini masih kepadanya. Aku ragu, aku takut menaruh sebuah harapan kepadamu, karena jujur aku takut seperti kamu melakukan hal sama seperti dia.
          Waktu terus berjalan dengan cepat tanpa aku bisa menghentikannya semakin hari aku mulai berani menaruh sebuah harapan terhadapmu. Kita merupakan orang yang pernah sayang terhadap seseorang dengan tulus, namun kita sama sama dikecewakan oleh orang yang kita sangat sayangi.
          Kita sama-sama ragu untuk melangkah ke depan karena luka yang pernah kita alami, namun entah mengapa Allah seperti meyakinkan kita untuk melangkah kedepan meninggalkan masa lalu yang menyakitkan bagi kita. Hingga disuatu pagi yang indah itu kita pertama kalinya ngobrol ya? Sinar dari sang fajar yang sedang terbit itu berbeda dengan sinar fajar di awal November yang memberi sebuah luka. Sinar dipagi yang indah itu membawa sebuah harapan untuk hari esok yang bahagia.
          Sinar fajar itu mengawali sebuah cerita kita untuk hari esok, dibawah sinar yang membawa sebuah harapan itu kita mencoba mengenal diantara kita lebih jauh. Di pagi hari itu semakin yakin untuk bersamamu. Hingga waktu kembali berlalu dengan cepat sehingga sang fajar ingin pergi ke arah barat, namun aku tidak ingin pergi aku ingin sinar itu tetap ada untuk menemaniku bersamamu.
          Sore yang indah bagiku dengan sebuah harapan besar untuk hari esok yang lebih bahagia aku jujur kepadamu tentang semua ini. Mungkin cara kalian menyakiti kita kemarin adalah cara Allah untuk membuat kita bersama mewarnai hari-hari kita dengan indah.
          Mungkin awal-awal kita menjalin sebuah hubungan ini dalam hati ini belum lupa dengan dia yang memberi luka, namun seiring berjalannya waktu aku perlahan-lahan bisa lepas dari bayang-bayangmu. Caption yang hanya iseng namun Allah mengabulkan sebuah kalimat yang tidak pernah aku sadari akan terwujud ya kalimat itu adalah "Lovember". Aku bersyukur kalimat itu terwujud terimakasih ya Allah. :)
          Aku berharap kamu tidak pernah meninggalkanku tanpa alasan seperti dia. Aku bahagia dengan waktu yang membuatku perlahan bisa melupakanmu.

SELAMAT DATANG DI KEHIDUPANKU AKU BERHARAP KAMU MENULISKAN CERITA INDAH UNTUK DICERITAKAN DI MASA DEPAN :)
Share:

Rabu, 02 November 2016

I'm Just Tired

   
    Aku hanya muak dengan segala tulisanku, terutama yang bercerita tentangmu. Aku rasa, aku percuma menuliskan berbagai hal yang mengingatkan seberapa pentingnya kamu menurut pandanganku, karena tulisan itu hanya akan terlihat sebagai gundukan sampah di matamu. Kamu tak mengetahui usahaku untuk menulis semua itu... Kamu tak mengerti usahaku untuk mengundangmu kembali berotasi di otakku, agar aku dapat inspirasi dari adanya kehadiranmu dulu.
    Rangkaian paragraf bodoh yang selama ini selalu ku tulis, kini hanya akan menjadi balon-balon kecil yang gampang meletus jika ditusuk oleh jarum. Oh iya, wajah baruku bisa kau lihat sendiri, terlihat lebih baik dan lebih hangat daripada saat awal perpisahan kita, kan? Ya, tentu saja seperti itu. Aku berada di titik jenuh saat ini, aku tak lagi memikirkanmu, tapi aku juga tak begitu bahagia setelah kepergianmu yang tak beralasan itu. Kamu pergi begitu saja... Tanpa pamit, tanpa salam terakhir, dan tanpa kata maaf yang kau sesali. Apa kamu tak pernah mengerti keadaanku jika tanpamu, ya? Atau kamu tak punya otak? Atau bahkan tak punya hati? Aku ingin tau, sebenarnya dimana letak hatimu itu...
Apa kamu tak pernah menyesali semua hal yang terjadi?
      Tentang buku diary ingatanku....
Mungkin, aku akan membuangnya ke tempat yang tak pernah bisa ku rengkuh. Agar aku tak mengingat, bahkan membuka lembaran demi lembaran kertas yang bercerita tentangmu pada buku itu. Lembaran kertas itu sudah usang karna tak ada lagi yang dapat ku tulisi, penaku juga sudah kehabisan tinta, dan akhirnya aku tak pernah menulis tentangmu lagi. Tidak seperti saat dulu, dulu aku senang sekali menceritakan lelahku dan bahagiaku yang disebabkan karenamu. Semenjak kamu pergi, aku tak lagi rajin mengisi tinta pulpenku, karena aku pikir untuk apa mengisinya? bahkan aku sendiri tak tau apa yang ingin aku tulis.
    Ceritaku sudah tak laku lagi dimatamu. Ceritaku dulu mungkin hanya akan terlihat di mata mereka yang (mungkin) sedang merasakan hal yang sedang aku rasakan saat ini. Kesedihan yang berangsur-angsur terjadi, aku tuliskan untuk mereka... mereka yang setia membaca tulisan tanpa arti yang tak sengaja aku luapkan. Ya, walau tulisan yang sering ku tuangkan adalah tulisan tanpa arti bagimu, tapi jemariku terus saja menari merangkai beberapa paragraf bodoh di luar kesadaranku.
    Dan.... Terimakasih. Dengan luka seperti ini. Dengan rasa sakit sedalam ini. Aku jadi tambah sering menulis. Lebih banyak dari biasanya. Dan ternyata aku butuh rasa sakit agar bisa lancar menulis... terutama yang bercerita tentangmu.
Kali ini, aku tak akan menceritakan tentangmu. Kali ini, aku juga tak akan menceritakan tentang rasa sedihku yang disebabkan karenamu. Aku sadar, betapa tak pentingnya rangkaian paragraf bodoh yang selama ini ku tulis hanya demi seseorang yang sebenarnya tak pantas untuk ku tuangkan dalam tulisanku. Dan aku baru sadar, tulisanku hanya membuatku tersesat terlalu jauh di dalam ingatan masa lalu. Aku tak marah dengan semua hal yang terjadi, aku sudah mengikhlaskan semua itu terjadi
Share:

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.