Rabu, 02 November 2016
Home »
» I'm Just Tired
I'm Just Tired
Aku hanya muak dengan segala tulisanku, terutama yang bercerita tentangmu. Aku rasa, aku percuma menuliskan berbagai hal yang mengingatkan seberapa pentingnya kamu menurut pandanganku, karena tulisan itu hanya akan terlihat sebagai gundukan sampah di matamu. Kamu tak mengetahui usahaku untuk menulis semua itu... Kamu tak mengerti usahaku untuk mengundangmu kembali berotasi di otakku, agar aku dapat inspirasi dari adanya kehadiranmu dulu.
Rangkaian paragraf bodoh yang selama ini selalu ku tulis, kini hanya akan menjadi balon-balon kecil yang gampang meletus jika ditusuk oleh jarum. Oh iya, wajah baruku bisa kau lihat sendiri, terlihat lebih baik dan lebih hangat daripada saat awal perpisahan kita, kan? Ya, tentu saja seperti itu. Aku berada di titik jenuh saat ini, aku tak lagi memikirkanmu, tapi aku juga tak begitu bahagia setelah kepergianmu yang tak beralasan itu. Kamu pergi begitu saja... Tanpa pamit, tanpa salam terakhir, dan tanpa kata maaf yang kau sesali. Apa kamu tak pernah mengerti keadaanku jika tanpamu, ya? Atau kamu tak punya otak? Atau bahkan tak punya hati? Aku ingin tau, sebenarnya dimana letak hatimu itu...
Apa kamu tak pernah menyesali semua hal yang terjadi?
Tentang buku diary ingatanku....
Mungkin, aku akan membuangnya ke tempat yang tak pernah bisa ku rengkuh. Agar aku tak mengingat, bahkan membuka lembaran demi lembaran kertas yang bercerita tentangmu pada buku itu. Lembaran kertas itu sudah usang karna tak ada lagi yang dapat ku tulisi, penaku juga sudah kehabisan tinta, dan akhirnya aku tak pernah menulis tentangmu lagi. Tidak seperti saat dulu, dulu aku senang sekali menceritakan lelahku dan bahagiaku yang disebabkan karenamu. Semenjak kamu pergi, aku tak lagi rajin mengisi tinta pulpenku, karena aku pikir untuk apa mengisinya? bahkan aku sendiri tak tau apa yang ingin aku tulis.
Ceritaku sudah tak laku lagi dimatamu. Ceritaku dulu mungkin hanya akan terlihat di mata mereka yang (mungkin) sedang merasakan hal yang sedang aku rasakan saat ini. Kesedihan yang berangsur-angsur terjadi, aku tuliskan untuk mereka... mereka yang setia membaca tulisan tanpa arti yang tak sengaja aku luapkan. Ya, walau tulisan yang sering ku tuangkan adalah tulisan tanpa arti bagimu, tapi jemariku terus saja menari merangkai beberapa paragraf bodoh di luar kesadaranku.
Dan.... Terimakasih. Dengan luka seperti ini. Dengan rasa sakit sedalam ini. Aku jadi tambah sering menulis. Lebih banyak dari biasanya. Dan ternyata aku butuh rasa sakit agar bisa lancar menulis... terutama yang bercerita tentangmu.
Kali ini, aku tak akan menceritakan tentangmu. Kali ini, aku juga tak akan menceritakan tentang rasa sedihku yang disebabkan karenamu. Aku sadar, betapa tak pentingnya rangkaian paragraf bodoh yang selama ini ku tulis hanya demi seseorang yang sebenarnya tak pantas untuk ku tuangkan dalam tulisanku. Dan aku baru sadar, tulisanku hanya membuatku tersesat terlalu jauh di dalam ingatan masa lalu. Aku tak marah dengan semua hal yang terjadi, aku sudah mengikhlaskan semua itu terjadi







0 komentar:
Posting Komentar