Memang kini tak seperti dulu, saat semua masa itu kita lewati bersama penuh bahagia, seolah tak ada yang bisa mengganggu kehidupan kita berdua. Itu dulu.... dulu sekali.
Entah kau masih mengingatnya atau tidak. Mungkin kau mengikuti kata pepatah, yang lalu biarlah berlalu, tak perlu di ingat lagi. Tapi tidak bagiku. Masa lalu selalu saja asyik untuk di kenang. Entah itu yang manis maupun yang pahit dan terlalu pahit sekalipun.
Bila masih ada setitik rindu, simpanlah. Mungkin suatu saat kau bisa memberikanya. Bila ada sedikit kangen, bingkailah, mungkin suatu saat kau bisa bertemu di masa yang tak lagi sama seperi dulu kala.
Semua akan berbeda dan sangat berbeda. Mungkin hiasan cinta yang dulu membumbung tinggi dan melayang-layang di angkasa tak lagi berlarian, hanya sepucuk jari kelingking saja yang tersisa. Yah... untuk waktu yang tak mungkin lagi.
Mantan, ada rindu untukmu:). Maaf bila ini membuat psangan barumu cemburu. Bukan itu maksudku, aku hanya sekedar menyapamu lewat dunia maya ini. Tak ada maksud apa-apa dibalik itu. Dan akupun kini telah memiliki pasangan yang sesuai. Meski bukan dirimu lagi. Aku pun tak ingin membuat pasanganku cemburu dengan tulisanku ini. Hanya sekedar serpihan rindu yang masih berserakan, karna aku belum sempat membersihkanya.
Aku ingin minta maaf padamu, jika selama kita bersama aku banyak melakukan kesalahan padamu. Meski di akhir hubungan kita kaulah yang memintanya. Tahukah kau ? saat itu aku seperti orang gila saat kau tiba-tiba meminta untuk mengahiri semua tanpa kau beri alasan yang jelas. Butuh waktu yang lama untuk ku bangkit. Dan selama itu pula aku hidup dalam ketidakjelasan cinta, seperti hidup segan mati tak mau.
Tapi dengan itu, kau mengajariku bagaimana bangkit dari keterpurukan. Dan karna itu pula, aku bisa belajar lebih menerima lagi dengan kehidupan ini. Tak kupungkiri, mungkin kaulah orang yang paling ku benci didunia ini saat itu. Tapi selama aku membencimu, rasa sakitku tak pernah hilang. Maka kuputusan tak lagi membencimu, meski kadang rasa sakit itu kambuh saat mendengar namamu, namun tak separah saat setiap waktu membencimu.
Kini semua telah berlalu lama, lama sekali. Dan aku pun sudah melupakan kejadian itu. Namun malam ini tiba-tiba aku mengingat semua itu saat bersamamu. Kadang aku tersenyum, kadang aku tertawa, kadang aku menangis. Sangat fluktuatif sesuai dengan kejadian yang kualami saat itu.
Kala semua rasa dihimpit oleh cinta yang tak lagi merekah, maka kebencianlah yang akan muncul. Meski dibumbui berjuta mawar nan berkelopak indah berseri sekalipun, cinta itu sudah terasa hambar. Bahkan tak berasa. Itu lah keadaan saat itu, saat kau meninggalkanku dengan puing-puing cinta yang telah runtuh.
Aku bediri di atas puing-puing itu, meratapi setiap serpihan yang tersisa. Tak ada lagi ku temukan cinta, tak ada lagi ku temukan sayang. Semua telah menjadi debu yang memuai. Itulah saat itu dimana kau meninggalkanku dan meninggalkan goresan luka dihati ini. Memang kini telah sembuh, tapi bekas luka itu masih ada....
Salam rindu untuk kamu....
Setialah pada pasanganmu yang sekarang, cintai dia sepenuh hatimu. Aku disini sudah bahagia dengan pasanganku, tak perlu kau khawatir. Kita sudah menemukan dunia kita masing-masing. Jadi tak ada benci yang tersisa kini. Karena waktulah yang menghapus semua itu.
Semoga kau bahagia juga di sana...










